Salam 2 Jari

Selasa, 08 Juli 2014

Kota Tarakan

.

         Kota Tarakan merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan UtaraIndonesia dan juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia.Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.

Kecamatan

Kota Tarakan terbagi atas 4 Kecamatan, yaitu:
  • Kecamatan Tarakan Barat
  • Kecamatan Tarakan Tengah
  • Kecamatan Tarakan Timur
  • Kecamatan Tarakan Utara

Tempat wisata Kota Tarakan


1. Pantai Amal
     
      Untuk wisata alam di kota Tarakan, anda dapat mengunjungi Pantai Amal yang berada di Desa Pantai Amal, kecamatan Tarakan Timur. Di Pantai ini ada dua anakan pantai yaitu pantai Amal Lama dan juga pantai Amal Baru. Bagi anda yang suka mengisi liburan dengan pergi ke pantai, pantai Amal ini dapat menjadi alternatif pilihan anda dan keluarga. Suasana khas pantai, pemandangan alam yang indah, ditemani dengan pohon kelapa serta air laut yang biru akan menjadi teman anda selama anda di pantai Amal.


2. Museum Rumah Bundar



    Museum Rumah Bundar dapat menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang unik saat anda mengunjungi kota Tarakan. Seperti namanya Rumah Bundar, di mana atap dari bangunan museum tersebut berbentuk setengah lingkaran. Di tempat ini anda dapat melihat beberapa barang peninggalan sejarah pada jaman Jepang dan juga Belanda. Museum Rumah Bundar ini terletak di di Jalan Danau Jempang, atau berada tepat di samping Gedung DPRD.
3. Penangkaran Buaya Juwata

     Untuk tempat wisata yang satu ini memang sudah banyak dikenal orang dan penduduk setempat. Salah satu tempat wisata unggulan di Tarakan ini memiliki koleksi beberapa jenis buaya yang berasal dari beberapa daerah di Kalimantan. Tempat wisata ini berdiri di atas lahan seluas 5 hektar dan didirikan sejak tahun 1991. Jika anda tertarik untuk mengunjungi tempat wisata ini, anda dapat mencarinya di desa Karang Harapan, Tarakan Barat. Ada 3 jenis buaya yang ditangkarkan di sini yaitu buaya supit, buaya air tawar dan juga buaya muara.

4. Wana Wisata Persemaian

Bagi anda yang ingin datang ke tempat wisata ini, anda dapat melihat beberapa jenis tumbuhan yang berada di bawah pengelolaan Inhutani kota Tarakan. Selain tumbuhan, anda juga dapat melihat beberapa jenis binatang yang hidup bebas di tempat ini.



Sepotong Jejak Budaya Tarakan

adat,dayak,tarakan

      Suara perisai yang dihempaskan ke lantai kayu itu mengentak pengunjung. Saat itu, seorang penari Dayak sengaja membanting tameng kayu hingga terbelah dua. Interaksi sang penari dengan penonton menyemarakkan Kawasan Wisata Adat Baloy Tidung.
      Diiringi musik tradisional dari pelantam, sang penari berlenggak-lenggok bertumpu pada pergelangan kaki. Kendati nampak sederhana, putaran pergelangan kaki membutuhkan keseimbangan tubuh.
Berteduh di bawah bayang-bayang rumah tingkat dua lubung kilong, yang menjulang di tengah kolam, pengunjung menikmati sajian budaya Tarakan. Lubung kilong adalah tempat untuk menyajikan kesenian Tidung. Dari sinilah, sang penari menuruni tangga, lantas menari. Lekingan telah menggema dari lubung kilong sebelum beranjak turun, dan menari. Sajian budaya ini digelar saban sore pada hari Minggu.

       Pertunjukan tari Melayu menyambut wisatawan yang berkunjung ke kota Tarakan, Kalimantan Timur. Dari gerbang masuk, nampak rumah panggung nan megah. Berbagai ornamen menghiasi atas rumah utama: naga dan rangkong dipahat halus, menghiasi arsitektur adat ini. Sebagian besar rumah adat terbuat dari kayu ulin, berwarna cokelat tua, beratap merah kecokelatan. Rumah baloy menghadap utara, sedangkan pintu utamanya menatap arah selatan.
Rumah baloy terbagi dalam empat ruang utama atau ambir. Ambir kiri merupakan tempat pengaduan masalah adat bagi masyarakat. Sementara itu, ambir kanan menjadi ruang untuk berdamai dalam perkara adat. Bagi para pemuka adat, tempat mereka bersidang berada di ambir tengah. Dan, tempat utama bagi kepala adat besar bertempat di lamin dalom.
Di sela jalan kayu, di belakang baloy terdapat lubung kilong. Halaman kayu nan luas, menyela lubung kilong dengan aula besar lubung intamu. Bangunan paling megah ini menjadi tempat persamuhan masyarakat adat, seperti pelantikan pemangku adat ataupun musyawarah besar.
Di halaman luas itulah, sajian tari adat Dayak dan Melayu itu digelar dan disaksikan para pengunjung. Hawa panas tak menyurutkan semangat para pemirsa menikmati seni tari tradisional. Sebenarnya hanya ada dua pementasan. Namun, di tengah serbuan kehidupan modern, bagi saya, atraksi tradisional bagaikan siraman budaya setempat.
    
 
                                                         Pompa Angguk Minyak Bumi

       Dari ujung ke ujung, Pulau Tarakan bisa dijelajahi dalam satu hari. Setiap lokasi di pulau seluas 250 kilometer persegi—tak sampai separuhnya DKI Jakarta—ini mudah dijangkau melewati jalan lumayan mulus. Sejak menjejakkan kaki di pusat kota, kesan sebagai penghasil minyak bumi begitu terasa.
       Saat melewati Kampung Enam, Tarakan Timur, di tepi jalan raya terdapat pompa angguk minyak bumi. Pompa angguk ini menjadi salah satu penanda ruang Kota Tarakan. Tak jauh dari pompa angguk, berdiri beberapa menara pompa minyak yang telah ketinggalan zaman. Sebagian besi-besi penopang menara telah runtuh. Jejak petilasan bangunan tua tersebar di sudut-sudut kota. Di depan Klenteng Toa Pe Kong, yang dibangun pada 1906, di Pamusian, Tarakan Tengah, terdapat bangunan tua tempat pegawai perusahaan minyak Belanda Bataafsche Petroluem Maatschapij (BPM).

                                                                  Stadion Datu Adil

      Wisma Patra atau Socheido di sebelah utara Stadion Datu Adil, Skip, Tarakan Tengah, merupakan tempat pertunjukan seni, tenis dan kolam renang di masa lalu. Bangunan dengan meriam kuna yang dibalut kain kuning emas ini didirikan oleh perusahaan minyak swasta Belanda sekitar 1928.

      Dari keramaian kota, saya hanya perlu setengah jam untuk bisa menikmati kapah rebus, udang goreng, kelapa muda, buras dan gorengan di Pantai Amal Lama. Sembari menikmati semilir angin yang berhembus dari Laut Sulawesi, kuliner nikmati itu tersaji di hadapan saya.
Kapah atau sejenis kerang bivalvia disantap dengan sambal pedas bercampur jeruk nipis. Pedas bercampur asam segar. Adonan sambal kacang menemani buras yang dibungkus daun pisang. Hanya saja, teman-teman seperjalanan mewanti-wanti kandungan kolestor kapah.
Pantai yang dibentengi tanggul kokoh ini menjadi favorit bagi warga Tarakan. Sebelum bertandang ke Kawasan Wisata Adat Baloy Tidung, saya melewati tengah hari di pantai Amal Baru. Kendati hawa panas menyergap, sejumlah pengunjung nekat menyantap kuliner khas pesisir Tarakan itu.
Iraw Tengkayu dilaksanakan 2 tahun sekali setiap ultah KOTA TARAKAN
     Salah satu sudut pantai, terdapat bangunan untuk menggelar festival budaya iraw tengkayu setiap dua tahun sekali. Dalam bahasa Tidung, iraw bermakna perayaan, dan tengkayu berarti pesisir atau laut. Iraw tengkayu bermakna perayaan laut. Salah satu ritualnya: pakan, memberikan sesaji ke perairan, sebagai wujud rasa syukur kepada yang Kuasa. Saat iraw tengkayu, sesaji laut dilarung dengan perahu, yang dikenal dengan padaw tuju dulung.
Ragam tamasya di Tarakan agaknya terlalu sayang untuk dilewatkan dalam sehari. Beberapa hari lawatan ke Pulau Tarakan seperti meringkas sepenggal babak Perang Dunia II berpadu keelokan alam pesisir.                                                            
 
Sumber : 

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tarakan

http://www.tempatwisataid.com/1628/tempat-wisata-di-tarakan-kalimantan-utara-yang-wajib-dikunjungi.html

http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/09/sepotong-jejak-budaya-tarakan 


0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 

Followers

About Me